Oleh
: Ilyas yusuf
Aku mulai menulis sesuatu hal yang lama
Cerita pelipur lara yang ku anggap telah
tua
Jika saja cerita ini manusia
Umur mungkin berucap “ Aku Menua ”
Waktu itu pagi
menjemput raga
Terbangun maya
lalu berucap “ Selamat Pagi Dunia ”
Aku terbangun
untuk merangkak lalu berlari
Mencari
kesetiaan alam tersenyum pada kami
Lalu terdengar bunyi di kejauhan
Aku dipanggil seraya melangkah dengan sigap
Aku pergi dahulu, KESANA !
Aku pergi dahulu,dan tertawa sekali merana
Dan sekawan
cilik bertemu di perantauan
Atau yang kami
sebut sebagai pengabdian
Lalu bersama
melangkah ceria
Menulis cerita
tentang sekawan cilik melangkah
Sekawan cilik…
Aku dan mereka
Bersama dalam bagian cerita
Berjalan lalu berlari dan berjalan kembali
Lalu terlukis jejak di pena pasir
Melalui rentetan
kisah di keabadian
Belantara pekat,
hewan pemburu penakut, dan lalu kegelapan malam
Sekawan cilik
melangkah
Berburu angan
yang kami sebut di perantauan
Jika umur telah berucap “ Aku mulai menua ”
Dan waktu memberi batas kedamaian
Sekawan cilik, Aku dan mereka
Melangkah, berjalan, berlari, lalu
bersepeda bersama
Yang kami sebut
itu
Adalah tentang
waktu yang memberi batas
Tentang cerita
yang tergantung di keabadian
Namun perantauan
tetap menyetia
Jika burung telah bersarang di aviari
Dan tulisan kekal di kameo
Maka sekawan cilik, Aku dan mereka
Akan melangkah bersama
Dalam
jejak-jejak cerita lama
Telah ku
sampaikan sedikit yang terjaga
Bahwa sekawan
cilik itu adalah
Penari di esok
hari…..!