Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link
Postingan

Konsep Kepemimpinan & Pengaruhnya Terhadap Motivasi Kerja



Oleh : Ilyas Yusuf

ABSTRAK
Kepemimpinan bukanlah hal yang tidak lazim didengar oleh masyarakat. Leadership atau kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan kejayaan organisasi. Bagi setiap pemimpin yang tidak memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan kerja, maka para bawahan merasa tak termotivasi untuk memajukan lingkungan kerjanya sendiri. Maka dari itu, kepemimpinan sangat erat terhadap motivasi dalam konteks pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga akan memberi pengaruh besar terhadap sikap dan perilaku kerja seorang bawahan. Pemimpin yang demokratis, setidaknya disukai oleh para bawahan dengan perilaku dan sikap yang terbuka. Namun, bagi seorang pemimpin yang otoriter, kebanyakan bawahan menolak gaya demikian. Hal ini memungkinkan terjadinya penyimpangan yang besar. Namun juga tak bisa dipungkiri, pemimpin yang demokratis juga melakukan hal yang sama. Jadi, hakikat dari kepemimpinan adalah menimbulkan motivasi kerja yang tinggi agar tujuan dari rancangan program yang disusun, dapat terealisasi.

1.      PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat, bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari. Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personal dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut, perbaikan prestasi kerja, penyesuaian-penyesuaian kompensasi, keputusan-keputusan penempatan, kebutuhan latihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karier, penyimpangan-penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan informasional, kesalahan desain pekerjaan, kesempatan kerja yang adil dan tantangan-tantangan eksternal.
Di hampir semua perusahaan yang ada, pegawai merupakan asset penting yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi perusahaan yang khususnya bergerak dibidang jasa pelayanan yang mengandalkan tingkat kinerja pegawai di perusahaannya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk mampu mengoptimalkan kinerja pegawainya. Salah satu pendekatan dalam  upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut dapat dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi didalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai seperti tidak disiplin masuk kerja, malas-malasan dalam bekerja akan menyebabkan kinerja pegawai rendah.
Bernard (1999: 27), mengemukakan bahwa ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Sedangkan produktiv-itas sendiri merupakan rasio output terhadap input. Bahkan ada yang melihat performan-ce dengan memberikan penekanan kepada nilai efisien, yang diartikan sebagai rasio output dan input, sedang pengukuran efisien menggantikan penentuan outcome tersebut. Selain efisiensi produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah ditentukan sebelumnya. Kinerja suatu lembaga tidak terlepas dari kinerja karyawannya. Begitu juga dengan pemerintah daerah, kinerjanya sangat ditentukan oleh kinerja pegawai yang bekerja di pemerintah daerah yang bersangkutan.
Disamping faktor kepemimpinan, faktor motivasi yang akan mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan potensi, dimana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seseorang pegawai mau menggunakan seluruh potensinya. Daya dorong tersebut sering disebut motivasi. Melihat kenyataan tersebut, sudah saatnya pimpinan dapat lebih banyak memberikan kesempatan kepada pegawai mengembangkan sumber daya manusia agar lebih berprestasi dalam melaksanakan tugas
Pelayanan, terlebih lagi dalam rangka otonomi daerah. Dengan demikian kiranya perlu dirumuskan secara mendalam, usaha – usaha secara terpadu dan berkesinambungan melalui penerapan analisis kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai yang dikembangkan di lingkungan kerja.
Faktor internal seperti sumber daya manusia (SDM), kemampuan pelayanan publik dan budaya intern birokrasi daerah merupakan pola suatu elemen yang harus dipertimbangkan. Manajemen sumber daya manusia ini terasa semakin sulit manakala pemerintah daerah dihadapkan pada situasi di mana daerah menerima limpahan pegawai (mutasi) dari pemerintah pusat. Kemampuan pelayanan public pemerintah daerah selama ini tampaknya masih jauh dari harapan masyarakat.
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari tulisan ini antara lain :
a.       Apa konsep kepemimpinan dan motivasi ?
b.      Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja ?
1.3.Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari tulisan ini antara lain :
a.       Mahasiswa dapat mengetahui konsep-konsep kepemimpinan dan motivasi
b.      Agar mengetahui pengaruh-pengaruh kepemimpinan dalam memotivasi pegawai/bawahan.

2.      PEMBAHASAN
2.1.Kepemimpinan

Hill dan Caroll (1997) berpendapat bahwa, kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Struktur organisasi adalah kerangka atau susunan unit atau satuan kerja atau fungsi-fungsi yang dijabarkan dari tugas atau kegiatan pokok suatu organisasi, dalam usaha mencapai tujuannya. Setiap unit mempunyai posisi masing masing, sehingga ada unit yang berbeda jenjang atau tingkatannya dan ada pula yang sama jenjang atau tingkatannya antara yang satu dengan yang lain.
Beberapa dekade yang lalu kekuasaan dan posisi sangat berpengaruh terhadap seorang pemimpin. Namun, dewasa ini seorang pemimpin tidak dapat menuntut bawahan untuk menghormati dan menghargai mereka. Penghormatan dan penghargaan tersebut harus diperoleh. Kepemimpinan saat ini, lebih dari kapan pun, merupakan proses dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin. Pada akhirnya, tanpa bawahan yang mempunyai kemauan, pemimpin tidak dapat memimpin. Kepemimpinan sangat mempengaruhi produktivitas sebuah organisasi. Kepemimpinan yang buruk akan mengakibatkan:
1.      Kelompok tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. Waktu dan sumber daya dapat terbuang percuma, dan pekerjaan pun tidak dilaksanakan dengan sempurna.
2.      Kelompok tidak termotivasi. Memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan suatu tugas, atau bahkan tidak dapat menyelessaikannya sama sekali.
3.      Individu tidak bekerja sebagai tim dan tidak tidak berinteraksi sebagai suatu kelompok.
4.      Kemungkinan kelompok akan berusaha minimal untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tidak dapat bertahan jika bekerja dalam tekanan.
5.      Turn over anggota kelompok akan lebih sering karena mereka tidak mau bertahan dalam lingkungan tersebut.
6.      Individu tidak akan mengembangkan keahlian yang diperlukan. Oleh karena itu, kelompok ini tidak akan dapat menghadapi situasi baru.

Sebaliknya, kepemimpinan yang baik akan dapat mengakibatkan:
a.       Kelompok bekerja sebagai tim, tidak sebagai individu di dalam kelompok. Mereka bekerja untuk tujuan kelompok.
b.      Tim dapat memahami tujuan-tujuan kelompok dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan tujuan kelompok tersebut dengan tujuan-tujuan organisasi.
c.       Anggota tim saling mendukung satu sama lain
d.      Tim bersedia memberikan usaha lebih saat dibutuhkan.
e.       Tim menetapkan target pekerjaan yang sempurna, tidak hanya ‘melakukan pekerjaan’
f.       Setiap individu tahu apa yang harus dikerjakan oleh tim, dan peran masing-masing individu dalam melakukan pekerjaan tersebut.
g.      Anggota tim bermotivasi untuk melakukan tugas seefektif mungkin.
h.      Tugas spesifik di dalam pekerjaan keseluruhan ditugaskan kepada anggota tim yang paling berkemampuan.

Manajer menjadi seorang pemimpin saat kepribadian dan karakter, pengetahuan dan fungsi keahlian untuk pemimpin diakui dan diterima oleh individu-individu yang berhubungan. Kepemimpinan dapat diperoleh dari sebuah situasi spesifik dan otoritasnya dapat diperoleh dari posisi (jabatan), kepribadian (kualitas dasar dan pengaruh), serta pengetahuan (keahlian teknis). Agar dapat menjadi seorang pemimpin yang baik, terdapat beberapa kualitas yang harus dimiliki, yaitu:
·         Enthusiasm
·         Integrity, baik pribadi keseluruhan dan konsisten pada nilai diluar diri sendiri, terutama kebaikan & kejujuran. Kualitas ini menimbulkan kepercayaan kepada pemimpin.
·         Fairness, memberi reward dan penalty terhadap performa kerja tanpa ada ‘favorite’, memperlakukan individu berbeda tapi seimbang.
·         Warmth, hati dan pikiran terikat, menyayangi orang lain, serta kepedulian terhadap orang lain.
·         Humility, kebalikan dari angkuh, menjadi pendengar yang baik dan tanpa ego yang berlebihan.
·         Confidence, tidak percaya diri berlebihan (yang biasanya dapat menuju pada arogansi), tapi tetap memiliki kepercayaan diri.


2.2.Motivasi

Hasibuan (2000: 142) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Manajer yang leads through motivation akan mengembangkan suatu kondisi kerja dan melakukan kepemimpinan yang menggugah seseorang untuk bekerja lebih keras.

Morrison (1994) memberikan pengertian motivasi sebagai kecendrungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Jika perilaku tersebut mengarah pada suatu obyek (sasaranya) maka dengan motivasi tersebut akan diperoleh pencapaian target atau sasaran yang sebesar-besarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat dicapai. Menurut Gibson (1997), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Jadi lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu rangkaian kegitan pemberian dorongan, yaitu bukan hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Sehingga melalui dorongan ini diharapkan akan dapat bertindak kearah
tujuan yang diinginkan. Vroom (1964) dalam Luthan (2005) mengatakan kekuatan motivasi adalah valensi dan harapan. Teori pengharapan berargumentasi bahwa motivasi kerja ditentukan oleh keyakinan individu yang berhubungan dengan, hubungan usaha-kinerja (expectancy = pengharapan), hubungan kerja-hasil (instrumentalitas = perantara), dan persepsi pentingnya berbagai macam hasil pekerjaan (valence = valensi).


2.3.Konsep Kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja

Pengaruh konsep kepemimpinan terhadap motivasi kerja baik itu Pegawai maupun karyawan dapat dilihat melalui teori motif sifat Mc. Celland. Menurut David Mc. Celland, semua orang dewasa berpotensi bertingkah lalu secara beraneka ragam tergantung kepada :
a)      kekuatan atau kesiapan dari berbagai motif pada dirinya
b)      karakteristik situasi dan kesempatan
Terdapat tiga motif sosial, yaitu:
1)      Motif Prestasi
2)      Motif Persahabatan
3)      Motif Kekuasaan
Karakteristik situasi akan menentukan motif mana yang akan terangsang dan macam tingkah laku yang timbul. Setiap orang memiliki ketiga motif sosial, tapi dengan kadar motif yang berlainan. Orang dengan Motif Prestasi, Motif Sahabat dan Motif Kuasa yang tinggi, tingkah lakunya dapat diramalkan, makin kuat motif itu, makin jelas corak tingkah laku yang tampak.

Orang dengan Motif Prestasi yang tinggi, akan:
Ø  Melakukan sesuatu lebih baik daripada orang lain
Ø  Mencapai atau melebihi ‘ukuran keberhasilan’ yang ditetapkan sendiri
Ø  Mencapai suatu hasil yang luar biasa dan khas
Ø  Bertanggungjawab atas semua tindakannya
Ø  Mencari umpan balik (feedback) tentang hasil tindakannya
Ø  Mengambil risiko yang moderat(menantang tetapi dapat dicapai secara nyata)
Ø  Berusaha melakukan sesuatu dengan cara kreatif dan inovatif
Ø  Mengingatkan diri atau melibatkan diri pada karir di masa yang akan datang.
Orang dengan Motif Persahabatan yang tinggi :
Ø  Lebih memperhatikan apakah ia disukai dan diterima oleh orang lain yang diikuti dengan adanya persahabatan
Ø  Lebih suka berhubungan dan bersama orang lain daripada sendirian, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, berkunjung.
Ø  Cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
Ø  Lebih memperhatikan segi hubungan antar pribadi daripada segi hubungan tugas dalam pekerjaan
Ø  Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain, cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
Ø  Bekerja lebih efektif dalam hubungan kerjasama yang kooperatif.

Orang dengan Motif Kekuasaan yang tinggi :
Ø  Melakukan perbuatan yang menunjukkan kekuasaannya
Ø  Melakukan sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perasaan sangat positif(senang) atau sangat negatif pada orang lain
Ø  Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan organisasi tempat ia berada
Ø  Peka dan memperhatikan struktur pengaruh antar pribadi, kelompok dan organisasi
Ø  Mengumpulkan benda/barang mewah atau menjadi anggota perkumpulan yang mencerminkan prestise
Ø  Cemas akan nama baiknya/kedudukannya
Ø  Berusaha menolong orang lain walaupun tidak diminta

Karyawan yang termotivasi berada di jalur menuju produktivitas tinggi. Ciriciri karyawan yang termotivasi tinggi adalah:
1.      Karyawan tersebut mampu memotivasi diri sendiri, berinisiatif, dan memacu diri untuk memulai sesuatu serta mempunyai komitmen tinggi (OCB : Organizational Citizenship Behavior).
2.      Tekun, bekerja produktif menuntaskan tugas sampai berhasil walaupun mendapat rintangan.
3.      Mempunyai kemauan keras untuk bekerja-selalu sibuk
4.      Bekerja efektif tanpa pengawasan
5.      Melihat hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu
6.      Menyukai tantangan-ingin menguji kemampuannya-menyukai pencarian pemecahan masalah.
7.      Selalu ingin bertanya-menunjukkan keingintahuan
8.      Memperlihatkan ketidakpuasan konstruktif selalu memikirkan perbaikan sesuatu
9.      Berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil
10.  Selalu tepat waktu dan ingin menepati waktu
11.  Tingkat energi tinggi, dapat mengarahkan dan mempertahankan energi dengan efektif
12.  Merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik
13.  Menghargai imbalan yang pantas untuk hasil kerja yang berprestasi
14.  Memberikan andil pada penyelesaian pekerjaan yang melebihi dari yang diharapkan
15.  Memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya (bangga, punya kebiasaan kerja yang baik, cermat, konsisten) dan terhadap lingkungan kerjanya (menghormati manajemen, mempunyai hubungan baik dengan manajemen, kolega, dan bawahan)
16.  Percaya diri dan luwes dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan motif prestasi, antara lain:
a.       Faktor individu : penilaian tentang kemampuan/potensi diri, konsep diri, kematangan pribadi (internal rewards)
b.      Faktor Lingkungan : dukungan dan umpan balik positif berupa ‘hadiah’ dalam bentuk pujian , penghargaan, promosi (external rewards) setiap kali individu berhasil mencapai prestasi unggul.
Pada saat memotivasi diri sendiri, faktor yang memotivasi Recognition & Responsibility. Motivator yang paling besar pada diri adalah Belief yaitu, keyakinan bahwa diri bertanggungjawab pada tindakan dan perilaku sendiri. Ketika orang menerima tanggung jawab, semua menjadi lebih baik :kualitas, produktivitas, relationship dan kerjasama Untuk memotivasi orang lain, kita dapat memberi penghargaan, menghargai, menciptkan pekerjaan yang lebih menarik, menjadi pendengar yang baik, member tantangan, serta menolong tapi tidak melakukan sesuatu bagi orang lain yang sebenarnya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri.
Salah satu hal yang dapat dilakukan manajer untuk memotivasi bawahannya adalah dengan memberikan reward. Agar pengaruh reward dapat digunakan secara maksimal, manajer perlu :
• Menghormati keberagaman dan perbedaan individu
• Secara jelas memahami apa yang orang lain inginkan dari suatu pekerjaan
• Mengalokasikan rewards untuk memuaskan kebutuhan individu dan organisasi

3.      PENUTUP
3.1.Kesimpulan

Setelah memahami benar hakikat kepemimpinan, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak mungkin berlangsung tanpa ada upaya memotivasi bawahan/orang lain. Dalam artian pihak lain/bawahan dapat patuh mengikuti apa kata sang pemimpin, hanya jika sang pemimpin mampu mendorong atau memotivasi mereka sehingga mereka (bawahan/rekan) dapat terdorong untuk melakukan suatu tindakan yang terarah pada tujuan bersama. Mengingat para bawahan atau rekan kerja yang dimotivasi memiliki beragam kepribadian dengan beragam motivasi, maka rangkaian kata berikut ini layak disimak dalam rangka menjadi pemimpin yang mampu memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan unit kerja dan organisasi.












DAFTAR PUSTAKA

Alfan, Alfian. Kekuatan Pemimpin, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011
Alfian, Alfan. Menjadi Pemimpin Politik., PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009
Syafiie, Inu Kencana. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2003

Artikel / Jurnal
Marina Sulastiana - Kepemimpinan Melalui motivasi
M. Wahyudin Djumino - Analisis kepemimpinan dan motivasi terhadap  kinerja pegawai pada kantor kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat di Kabupaten Wonogiri







Dengan mendedikasikan diri sebagai manusia yang berakal, maka tugas utnuk siap dibebani adalah jawaban. Bukan malah memberikan beban kepada mereka yang pura-pura berakal.

2 komentar

  1. Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
    hingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
    profit,bergabung sekarang juga dengan kami
    trading forex fbsasian.com
    -----------------
    Kelebihan Broker Forex FBS
    1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
    2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
    3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
    4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
    5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
    Indonesia dan banyak lagi yang lainya
    Buka akun anda di fbsasian.com
    -----------------
    Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
    Tlp : 085364558922
    BBM : fbs2009
  2. SANGAT MEMBANTU BANG..
© Ilyas Yusuf. All rights reserved. Distributed by Jago Desain